Berkunjung ke Rumah HOS Tjokroaminoto, Salah Satu Cagar Budaya di Kota Surabaya
By Fery Arifian - 9/11/2019
Satu dari sekian hal yang selalu membuat saya ingin berkunjung ke Surabaya adalah wisata sejarah dan cagar budayanya. Kota yang memiliki julukan sebagai Kota Pahlawan ini menyimpan sejuta cerita dan sejarah bangsa Indonesia dari masa ke masa. Ya, salah satu tujuan saya berkunjung ke Kota Pahlawan kali ini adalah belajar tentang sejarah.
Terkesan berbeda dengan tujuan saya saat berkunjung ke kota lain. Karena menurut saya pribadi, Surabaya adalah tujuan yang tepat jika ingin belajar sejarah dan merasakan suasana tempo dulunya yang sangat berkesan.
Nah, salah satu cagar budaya di Surabaya yang saya kunjungi kali ini bisa dibilang memberikan kontribusi yang sangat penting dalam pergerakan nasional di era kolonialisme Belanda. Rumah H.O.S Tjokroaminoto adalah tujuan saya. Sebuah rumah sederhana yang berlokasi dalan Jalan Peneleh Gang VII No. 29 - 31, Kec. Genteng, Kota Surabaya ini menyimpan banyak cerita dan sejarah yang bisa dikunjungi.
Raden Hadji Oemar Said Tjokroaminoto adalah pahlawan nasional Indonesia yang dikenal sebagai tokoh yang bijak dan berpengetahuan luas dalam bidang politik, agama, perdagangan, dan juga merupakan salah satu tokoh yang berperan penting dalam organisasi nasionalis Indonesia.
![]() |
Rumah HOS Tjokroaminoto tampak depan (dok. pribadi) |
Rumah ini menjadi awal pergerakan nasional karena Tjokroaminoto sering menggelar diskusi dengan orang-orang penting pada masanya baik mengenai politik, agama, maupun perdagangan. Tidah hanya itu, di rumah ini pula lahir tokoh-tokoh pergerakan nasional seperti Ir. Soekarno, Musso, Kertosoewirjo, Semaoen, dan Alimin. Beberapa tokoh itu yang juga sebagai penghuni kos di rumah ini, mendapatkan berbagai ilmu dan asupan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan pergerakan nasional.
Riwayatnya Kini
Pemkot Surabaya meresmikan sebagai cagar budaya sekaligus membranding sedemikian rupa (dok. pribadi) |
Ada Apa Saja Di Dalamnya?
Di bagian depan Rumah HOS Tjokroaminoto, kita bisa melihat arsitektur rumah yang masih asli dan masih menonjolkan kesan vintage-nya. Di samping rumah dengan dominasi warna hijau ini terlihat juga sebuah papan informasi dan plakat penunjukan jika bangunan ini adalah bangunan cagar budaya.
Saat masuk ke dalam, suasananya benar-benar tenang. Arsitektur vintage-nya memberikan kesan nyaman, serta dihiasi pula berbagai foto-foto dan barang antik yang ada sejak rumah ini masih ditinggali Tjokroaminoto berserta penghuni kos lainnya. Di bagian ruang tamu, kita bisa melihat adanya kursi dan meja yang terbuat dari kayu dan keramik. Serta banyak foto-foto yang terpampang rapi, lengkap dengan informasi berserta tahun penjelasan foto tersebut.
Beberapa foto lengkap dengan keterangan dan kode barcode terpasang rapi (dok. pribadi) |
Kemudian masuk ke bagian tengah dari rumah, terdapat sebuah ruangan di mana dulunya merupakan kamar dari H.O.S Tjokroaminoto bersama istrinya Soeharsikin. Kemudian ada pula manekin dengan baju yang pernah digunakan Tjokroaminoto saat menghadiri kongres dan acara penting. Baju yang dikenakan dulu berupa blangkon, beskap (jas), berserta kain batik, dan sepatu.
Ruang pribadi HOS Tjokroaminoto (dok. pribadi) |
Model baju yang pernah dipakai HOS Tjokroaminoto untuk menghadiri kongres (dok. pribadi) |
Logo PSII beserta kliping surat kabar pada zaman Belanda (dok. pribadi) |
Ruang tengah yang juga dipenuhi foto-foto (dok. pribadi) |
Buku-buku peninggalan HOS Tjokroaminoto (dok. pribadi) |
Masuk ke bagian belakang bangunan rumah, pengunjung akan menemukan manekin yang lengkap dengan model baju lain yang dikenakan HOS Tjokroaminoto. Bedanya dengan model awal, baju ini mengenakan dasi kupu-kupu bak bangsawan dan orang penting pada masa itu. Kemudian ada pula foto-foto penghuni kos di rumah ini mulai dari Ir. Soekarno, Musso, Kertosoewirjo, Semaoen, dan Alimin.
Di bagian pojok, terdapat sebuah tangga yang menuju ke bagian atap dari rumah ini. Dan di bagian atap ini ternyata dulunya merupakan sebuah kamar sederhana yang pernah ditinggali Ir. Soekarno saat menjadi penghuni kos di rumah ini. Dulunya Ir. Soekarno menuntun ilmu di Hogere Burgerschool (HBS) yang beralamat di Jalan Kebonrojo, sekarang berubah menjadi bangunan Kantor Pos Kebonrojo.
Foto para tokoh bangsa yang dulu juga sebagai penghuni kos di rumah ini (dok. pribadi) |
Kamar Ir.Soekarno yang terletak di bagian lantai atap rumah (dok. pribadi) |
Untuk itu saya mengajak kalian semua sebagai generasi penerus bangsa Indonesia untuk selalu mengingat sejarah dan perjuangan para pahlawan kita. Dengan salah satunya adalah berkunjung ke cagar budaya seperti yang saya lakukan ini. Berkunjung dan berwisata ke luar negeri ataupun tempat-tempat modern boleh-boleh saja, tapi jangan sampai sekali-kali tidak pernah berkunjung ke museum dan cagar budaya sendiri ya!
Nah, saat berkunjung ke sini saya juga sempat membuat Vlog perjalanan saya.
Rumah H.O.S Tjokroaminoto
Jl. Peneleh Gg. VII No.29 - 31, Peneleh, Kec. Genteng, Kota SBY, Jawa Timur 60274
Buka Selasa - Minggu 9AM - 4PM (Senin tutup)
Biaya masuk: GRATIS
6 komentar
Waah bagus banget interiornya dan tampilan dalamnya.. sejarah memang perlu di lestarikan ya :D
BalasHapusiya kak, suasananya vintage gitu. berasa balik ke jaman dulu
Hapushampir 1,5 tahun aku di surabaya malah ga pernah ke sini hiks, thanks infonya gan, bisa aku kunjungi kalo weekend hehe
BalasHapusmakanya ke sini dong kak, jangan main ke mall mulu hahaha
HapusSemoga suatu hari saya bisa mampir. Melakukan wisata edukasi untuk mengenang sejarah dan perjuangan pahlawan Indonesia
BalasHapusbisa sambil belajar awal pergerakan nasional dan tokoh-tokoh nasional juga lho hehe
HapusComments