Melepas Penat ke Coban Srengenge Malang, Sebuah Opsi Penebusan Selama Pandemi
By Fery Arifian - 9/17/2020
Pandemi COVID-19 yang sejak Maret lalu merebak di Indonesia memang bisa dibilang menjadi sebuah ujian untuk kita semua agar tetap diam di rumah dan mengurangi aktifitas di luar rumah jika dirasa kurang perlu. Terlepas dari banyaknya pro dan kontra tentang isu pandemi ini, saya lebih memilih menjadi bagian yang menaati peraturan, yaitu diam di rumah.
Ketika awal pandemi saya memang masih sibuk berkutat dengan tugas akhir saya yang sempat membuat saya stress. Ditambah lagi himbauan stay at home yang membuat saya harus rela tidak pergi keluar rumah selama beberapa bulan. Pergi keluar pun hanya pada saat benar-benar urgent seperti membeli ke minimarket, apotek, dan menyelesaikan administrasi kampus.
Bahkan kota tempat saya tinggal pun memberlakukan aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), walaupun hanya satu minggu lamanya. Kemudian saat era New Normal pun saya masih benar-benar ragu untuk sekadar pergi keluar, karena situasi yang semakin hari semakin kurang membaik.
Tapi tiba saatnya ketika saya benar-benar sudah buntu, suntuk, desperate, dan mirip seperti manusia goa yang beberapa bulan tidak melihat cahaya. Hingga bulan Agustus kemarin, saya memberanikan diri untuk pergi jalan-jalan setelah hampir 5 bulan berdiam diri di rumah.
Tujuan saya kali ini bukan tempat wisata yang sudah ramai dikunjungi, namun saya lebih ingin melepas penat dengan melihat dan merasakan sejuknya alam. Akhirnya saya dan seorang teman bertandang ke Coban Srengenge tanpa persiapan khusus dan perencanaan yang terbilang dadakan.
![]() |
Cerita asal muasal Coban Srengenge |
Tentunya saya memilih berkunjung di luar weekend dan hari libur, karena saya tidak ingin menghabiskan waktu sia-sia hanya dengan mendatangi kerumunan. Karena masih harus menerapkan etika Social Distancing, tentu saya pun memilih weekdays untuk pergi ke sana.
Perjalanan menuju ke lokasi Coban Srengenge terbilang lancar dan mudah, karena lokasinya hanya berjarak sekitar 2 jam perjalanan dari tempat tinggal saya. Beruntung pula saya tidak perlu menantang diri untuk mengunjungi objek wisata yang menantang, dari segi rute dan medan menuju ke lokasi.
Lokasi dan Rute Menuju Coban Srengenge
![]() |
Jalan setapak menuju ke Coban Srengenge |
Coban Srengenge berlokasi di Desa Tirtomarto, Kec. Ampelgading, Kab. Malang. Untuk menuju ke lokasi, kita hanya harus mengikuti jalan protokol ke Kec. Ampelgading. Dan lokasinya sudah sangat jelas jika mengikuti arahan dari Google Maps.
Petunjuk jalan juga sudah tersedia dengan jelas, karena memang objek wisata yang satu ini sudah dikelola dengan baik. Jadi tidak perlu khawatir bakal nyasar atau tersesat.
Harga Tiket Masuk Coban Srengenge
![]() |
Saat cuaca cerah percikan air akan terlihat sangat jelas dan muncul pelangi jika beruntung |
Harga tiket masuk Coban Srengenge ini terbilang murah, hanya Rp. 3.000,- saja per-orangnya. Dan untuk Sepeda Motor dikenakan tarif Rp. 5.000,-. Jadi total harga tiket untuk dua orang dengan sepeda motor hanya Rp. 12.000,- saja. Murah kan?
Untuk mobil, akses menuju ke loket juga menurut saya masih bisa diakses. Namun untuk parkir mobil ini memang tidak banyak lahan yang tersedia. Jadi kalau ingin menuju ke sini ramai-ramai, better membawa motor saja karena lebih enak dan murah.
Suasana Coban Srengenge
![]() |
Lokasi Coban 1 di Coban Srengenge |
Air terjun Coban Srengenge ini terbagi menjadi 3 bagian. Coban 1 hingga Coban 3. Namun selama saya berada di sana saya hanya bisa menuju ke Coban 1 dan Coban 2 saja. Karena untuk menuju ke Coban 3 (yang mana air terjun yang paling bawah dan paling tinggi) belum ada jalan setapak menuju ke sana. Menurut beberapa info yang saya dapatkan memang rute menuju Coban 3 ini paling terjal dan berbahaya, karena harus menyusuri jurang.
Tapi lokasi Coban 1 dan Coban 2 saja sudah bisa bikin saya takjub, karena memang spot kedua coban ini sudah sangat bagus. FYI, saat saya menuju ke Coban Srengenge ini, hanya ada kami berdua tanpa ada pengunjung satu pun. Benar-benar seperti private area. Ya, inilah salah satu keuntungan menghindari weekend dan hari libur ketika pergi ke tempat wisata. Bisa bebas menikmati keindahannya tanpa adanya gangguan manusia lain.
![]() |
Gazebo yang berhadapan langsung ke air terjun |
Saya duduk di sebuah gazebo yang menghadap persis ke Coban 2. Sambil menikmati percikan air yang terbawa angin, saya kemudian menyetel musik dari playlist smartphone, kemudian rebahan dan mencicipi beberapa cemilan yang sudah saya bawa untuk bekal. Akhirnya setelah sekian bulan lamanya terkurung di dalam goa, saya bisa merasakan keindahan alam seperti ini.
Setelah puas menghabiskan waktu dan berfoto di Coban 2, saya kembali ke atas untuk bermain air di lokasi Coban 1. Coban 1 ini bisa dibilang paling enak untuk bermain air, karena tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu dalam. Namun kita musti harus tetap hati-hati untuk tidak melewati garis batas yang sudah dipasang.
![]() |
Jika beruntung dan ke sini saat cuaca cerah, kita bisa melihat pelangi muncul |
Di kawasan Kec. Ampelgading dan di dekat Coban Srengenge juga ada beberapa objek wisata air terjun yang bisa dikunjungi jika kamu memiliki banyak waktu yang tersisa. Tapi karena hari itu saya sudah cukup capek, akhirnya saya memutuskan untuk langsung pulang.
Nah, kira-kira apakah kamu tertarik mengunjungi Coban Srengenge ini? Kalau tertarik dan sudah masuk ke dalam list perjalanan wisata kamu, jangan lupa untuk tetap hati-hati. Dan yang paling penting, tetap ikuti protokol kesehatan selama pandemi Covid19 ini masih belum reda. Tetap pakai masker, rajin cuci tangan, jaga jarak, dan hindari keramaian. Semoga kita tetap diberikan kesehatan.
1 komentar
Waini nih, yang bikin kangen ke Malang. Waktu terakhir ke Malang dan Batu ngga sempet ke Coban manapun, cuma ke Omah Kayu dan beberapa wisata yang umum. Lain waktu mau eksplor Coban2. Btw aman ngga ini untuk bawa anak kecil (balita)?
BalasHapusComments